Hook Iran Untuk Israel oleh Muhammad Reza Al Habsyi
Hari ini semua mata terbelalak, dunia memulai babak baru. Segerombolan drone dan rudal balistik sekonyong-konyong mencabik jantung Israel. Benar, siapa lagi pelakunya kalau bukan Iran. Negara ini rela mengambil resiko dengan mematahkan arogansi Israel yang selalu kebal di hadapan hukum Internasional.
Dengan serangannya tersebut, Iran telah mematahkan mitos yang selama ini begitu diglorifikasi tentang kehebatan militer Israel, yang konon tak terkalahkan. Dan diluar dugaan, Iran secara dramatic berhasil melakukan manuver-manuver yang tidak terbayangkan sebelumnya
Terkait hal ini, Tom Fletcher penasihat kebijakan luar negeri untuk beberapa Perdana Menteri Inggris menyatakan bahwa “serangan Iran adalah sinyal mengerikan dari kemampuan dan jangkauan Iran yang belum terjadi sebelumnya”. Bagaimana tidak, drone dan rudal Iran berhasil menempuh jarak beribu-ribu mil dengan melewati tiga negara (3) sebelum sampai ke Israel, yaitu Irak, Yordania dan Suriah.
Israel tampak gagap merespon manuver tersebut, sampai-sampai AS dan Inggris harus turun tangan untuk menghalau gelombang dari serangan Iran. Belum lagi peran Yordania yang ikut-ikutan menembak beberapa drone Iran di atas langitnya. Bayangkan apa yang terjadi bila negara-negara tersebut tidak membantu, mungkin ceritanya akan sedikit berbeda.
Jelas, gempuran itu membuat Israel panik dan berupaya menutup-nutupi efek yang ditimbulkan. Bahkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengeluarkan ungkapan yang tampak seperti menghibur diri, “Kami memblokir, kami mencegat, bersama-sama kami akan menang”, tandasnya. Dari sini kita bisa lihat bahwa serangan Iran ternyata membuat para pejabat dan rakyat Israel mengalami keguncangan Psikologis.
Katakanlah memang benar bahwa serangan Iran tidak menimbulkan kehancuran signifikan bagi Israel, dan itu tidak terlalu penting menurut saya. Yang terpenting ialah sikap dan keberpihakan dalam melawan penindasan, Berani berkata tidak kepada kezaliman itu sudah merupakan kemenangan.
Selain itu, sebagaimana dikatakan oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri bahwa serangan tersebut hanya sebagai bentuk Ultimate agar Israel tak lagi bertindak sembrono dan seenakanya sendiri. Oleh karena itu, Iran hanya mengarahkan rudal-rudalnya ke pangkalan militer Nevatim di Israel, tidak menyerang warga sipil dan fasilitas umum seperti sekolah, apalagi rumah sakit. IDF melaporkan setidaknya ada 9 rudal balistik yang berhasil menghantam pangkalan Nevatim.
Di samping itu akibat serangan tersebut, Israel dikabarkan mengalami kerugian besar hingga 5 miliar shekel (USD1,35 miliar atau Rp22 triliun). Media Israel melaporkan kerugian itu pada Minggu (14/4/2024), dilansir Anadolu Agency. Harian Yedioth Ahronoth mengutip Brigadir Jenderal Ram Aminach, mantan penasihat keuangan kepala staf Israel, mengatakan, “Biaya pertahanan tadi malam diperkirakan antara 4-5 miliar shekel (USD1,08-1,35 miliar).”
Saat ini Israel seperti linglung. Mau membalas tapi tak mendapatkan restu dari Amerika Serikat. Pasalnya Joe Biden sudah menyatakan sikap tidak akan mendukung serangan balasan terhadap Iran, begitupun Inggris dan sekutu Israel lainnya. Mungkin mereka tak mau mengambil resiko berhadap-hadapan langsung dengan Iran. Lagi pula sebelumnya Iran sudah mengancam akan menyerang seluruh pangkalan militer Amerika Serikat di Timur Tengah bila melakukan tindakan intervensi terlalu dalam. Pada akhirnya Israel mengadu kepada PBB, mendorong semua negara untuk mengeluarkan sanksi berat terhadap Iran karena dianggap melakukan agresi berbahaya. Tentu Iran punya alasan yang kuat dibalik serangannya ini.
Mengapa Iran Baru Serang Israel?
Mungkin banyak yang bertanya mengapa Iran baru menyerang Israel, kenapa tidak dari dulu? Perlu dimengerti bahwa untuk menyerang sebuah negara harus memiliki legalitas. Tidak boleh negara melakukan penyerangan terhadap negara lain tanpa alasan yang kuat, tentu hal itu melanggar hukum internasional. Nah, serangan ke konsulat Iran di Suriah beberapa waktu lalu nampaknya sebuah momentum bagi Iran untuk menghajar Israel. Karena hal itu sama berarti menyerang kedaulatan Iran, dan Iran sah melakukan pembalasan menurut hukum internasional.
Walaupun secara pribadi menurut penulis, motif serangan Iran terhadap Israel bukan hanya dilatari oleh serangan Israel ke konsulatnya, tapi lebih dari itu, menunjukkan solidaritas terhadap bangsa Palestina. Setidaknya serangan terukur Iran ini memberikan harapan baru bagi rakyat Palestina yang mulai putus asa di tengah bungkamnya raja-raja Arab dan tak berkutiknya PBB terhadap kejahatan Israel.
Ala khuli hal, Iran telah mengambil langkah luar biasa untuk membela saudara-saudaranya yang tertindas. Ini menunjukkan bahwa perlawanan terhadap kezaliman merupakan prinsip universal yang mesti dipegang oleh setiap manusia, apapun latar belakang agama dan negara. Penjajahan di atas dunia dalam bentuk apapun harus segera dihapuskan, sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang -Undang 1945 kita.
Dan setelah ini, dunia tak akan sama lagi.