IPI Iran Jadi Partner Kampanye Donasi Kemanusiaan Palestina bersama Perhimpunan Pelajar Kawasan Timur Tengah dan Afrika dan 18 PPI Negara

IPI Iran Jadi Partner Kampanye Donasi Kemanusiaan Palestina bersama Perhimpunan Pelajar Kawasan Timur Tengah dan Afrika dan 18 PPI Negara

Tehran – Palestina kembali berduka setelah serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh Israel dalam kurun waktu satu bulan terakhir, sejak tanggal 7 Oktober 2023. Dilansir dari United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), dari kementerian kesehatan gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel, sampai hari ke-33 perang, yakni 8 november 2023, jumlah warga Palestina yang menjadi korban tewas pada tragedi ini mencapai setidaknya 10.000 orang, dan diperkirakan 7 kali lipat lebih banyak daripada korban dari pihak Israel.

Perhimpunan Pelajar Indonesia kawasan Timur Tengah dan Afrika (PPIDK) dan 19 PPI Negara dengan 4 perhimpunan Badan Eksekutif Mahasiswa, dengan berkolaborasi dengan Baznas DKI Jakarta meluncurkan “Join Hands for Humanity: Empower Palestine”.

Kampanye donasi mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang ingin menyisihkan hartanya dalam upaya membantu saudara kita di Palestina. Sampai dengan saat ini, donasi masih terus kami buka sampai dengan waktu yang belum ditentukan.

Donasi dapat disalurkan melalui tautan berikut ini:

https://simpulkebaikan.id/pedulipalestina

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala mempermudah usaha kita dalam membantu saudara-saudara kita di Palestina.

IPI Iran Meraih Penghargaan sebagai PPI dengan Program Diplomasi Terbaik di Simposium Kawasan PPI Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika 2023 di Tunisa

IPI Iran Meraih Penghargaan sebagai PPI dengan Program Diplomasi Terbaik di Simposium Kawasan PPI Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika 2023 di Tunisa

Tunis – Simposium Kawasan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kawasan (PPIDK) Timur Tengah dan Afika adalah kongres dan forum terbesar tahunan PPIDK dan PPI Negara di Kawasan Timur Tengah dan Afrika. Simposium Kawasan berupa forum pertemuan antar pelajar dan mahasiswa Indonesia yang terdiri dari 18 PPI Negara Kawasan Timur Tengah dan Afrika serta delegasi mahasiswa nasional dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Indonesia.

Forum ini diadakan pertama kali di Kairo-Mesir pada tahun 2013, yang kedua di Madinah, Arab Saudi pada tahun 2017, yang ketiga di Islamabad-Pakistan pada tahun 2018, yang keempat di Amman-Yordania pada tahun 2019, yang kelima secara online pada tahun 2021 dan selanjutnya yang keenam diadakan di Tunis-Tunisia. Dalam forum ini juga turut menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh serta para pakar dalam bidang khusus dari Indonesia dan negara di Timur Tengah dan Afrika. Forum ini bertujuan untuk memperluas wawasan keilmuan, menjadi ajang bertukar pikiran, membangun jaringan dan meningkatkan kepedulian antara pelajar dan mahasiswa di Kawasan Timur Tengah dan Afrika.

IPI Iran pada Simposium Kawasan mengirimkan delegasi utamanya sebagai peserta dalam helatan forum terbesar PPI se-Timur Tengah dan Afrika ini. Presiden IPI Iran periode 2023-2024, Restu Putra Perdana dan Waki Presiden, M. Thaha mewakili pelajar Indonesia di Iran untuk menghadiri acara tersebut.

Pada Simposium Kawasan 2023, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika memberikan beberapa penghargaan kepada PPI Negara sebagai bentuk apresiasi atas program kerja yang berdampak positif dan berpengaruh selama satu tahun ke belakang. IPI Iran mendapat penghargaan sebagai PPI Negara dengan program kerja diplomasi terbaik. Hal tersebut IPI Iran dapatkan atas program kerja Seminar Internasional IPI Iran yang bertajuk “Peluang dan Tantangan Relasi Republik Indoneisia dan Republik Islam Iran, Pasca Kunjungan Presiden Republik Islam Iran Ebrahim Raisi ke Indonesia” yang digelar pada hari Kamis, 15 Juni 2023. Piagam penghargaan diberikan langsung oleh Bapak Dr. Andar Nubowo kepada Restu Putra Perdana, selaku Presiden IPI Iran di hadapan peserta Simposium.

Seminar Internasional IPI Iran mengundang pembicara dari akademisi Indonesia maupun akademisi Iran. Duta Besar Indonesia untuk Iran, Bapak Ronny Prasetyo Yuliantoro memberikan sambutan pada acara tersebut. Pembicara seminar antara lain, Yon machmudi, PhD, Dr. Maziar Mozaffari Falarti, Dr. Syafinuddin Almandari dan Purkon Hidayat, D.B.A.

Harapannya, penghargaan ini menjadi motivasi bagi IPI Iran, dan PPI Negara secara umum untuk dapat terus membuat program kerja yang lebih bermanfaat bagi Negara, Nusa, Bangsa dan Agama. Seminar Internasional ini pun sebagai salah satu bentuk usaha untuk mempererat silaturahmi dan hubungan antara Indonesia dan Iran, khususnya di kalangan akademisi dan mahasiswa Indonesia dan Iran.

Pengalaman Berkuliah di Luar Negeri

Pengalaman Berkuliah di Luar Negeri

Bukan tahun pertama, atau sepuluh tahun lamanya, tapi satu bulan pertama.

Perkenalkan Namaku Dyah Nurfauziah, anak pertama dari dua bersaudara. Aku dibesarkan oleh seorang Ibu yang luar biasa. Ibuku selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Tak peduli walau harus menempuh jarak yang amat jauh. Ibuku meyakinkan kami anak-anaknya bahwa semua pengalaman yang kami lalui akan membentuk siapa diri kami kelak di masa depan.

Nasihat yang Ibu berikan kepadaku tertanam jauh dalam relung hatiku dan senantiasa membangunkan diri untuk terus mencari banyak pengalaman yang kelak akan membentuk diri. “Aku mau merantau, merantau yang jauh…” kataku begitu. Merantau agar dapat mencari siapa aku serta mencari banyak tinta pena untuk kutuliskan di lembar kertas hidupku. Sehingga akan menjadikan aku, seseorang di masa depan kelak.

Bulan ini merupakan bulan pertamaku tinggal menjadi warga negara asing. Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di luar negeri menjadi seorang pelajar. Datang jauh dari Indonesia siap berpetualang di negara Iran tepatnya di Kota Qom. Mungkin, bulan pertama bukanlah apa-apa, terdengar dangkal untuk disebut sebagai sebuah pengalaman. Petualangan pada bulan ini masih berbekal barang dan bingkisan yang diberikan oleh orang-orang tersayang sebelum meninggalkan negeri.

Tapi percayalah bulan pertama bagiku sama pentingnya dengan setiap bulan yang akan aku lalui. Sebab menjadi bekal utama untuk satu tahun pertama bahkan untuk sepuluh tahun berikutnya. Bulan pertama membuatku menerka-nerka semua yang ada di depan mata. Orang-orang yang kutemui, makanan yang disuguhkan, tempat berteduh yang kucoba nikmati, dan masih banyak hal lainnya yang membuatku tak berhenti menerka.

Sesampainya aku di Teheran, sungguh atmosfer yang aku rasakan di sini amat berbeda dengan Indonesia. Rasanya tenang… sekali. Setelah duduk cukup lama di Bandara Imam Khomeini Teheran, kami dibawa ke kota Qom menggunakan Bus. Perjalanan kami memakan waktu cukup lama. Sampai-sampai kami rombongan pelajar dapat tertidur pulas di perjalanan.

Tiba di kota Qom kami langsug ditempatkan di Mehman Sara, sebuah Guide House untuk para pelajar yang baru datang. Salah satu teman serombongan kami menjelaskan, bahwa Iran sudah menjadi negara yang terbebas dari penyakit TBC dan beberapa penyakit lainnya. Sehingga para pendatang diharuskan melakukan pengecekkan kesehatan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi resiko adanya penyakit atau virus yang dibawa pendatang atau warga negara asing.

Mehman Sara menjadi tempat tinggal sementara untuk kami para pelajar baru. Fasilitas yang kami dapatkan selama timggal di Mehman Sara sangat baik. Termasuk soal makanan, kami dijamu makanan Khas Iran tiga kali dalam sehari. Terbayang bukan, betapa sejahteranya perut kami.

Sebagai pelajar baru yang belum menguasai Bahasa Farsi akhirnya bahasa isyarat menjadi cara kami berkomunikasi. Tapi tak apa, di sini orang Iran cukup pengertian, memaklumi kondisi kami sebagai seorang pelajar yang baru datang. Justru mereka senang dan mengungkapkan kegembiraannya pada kami para pelajar dari luar sana yang datang jauh ke negara mereka untuk belajar.

Kali ini jadi pengalaman pertamaku hidup berdampingan dengan orang dari manca negara. Kami semua sama-sama pelajar asing yang datang ke Iran untuk menuntut ilmu. Aku bertemu dengan pelajar dari beberapa negara seperti Afganishtan, Myanmar, Mesir dan Afrika. Ruang tamu Mehman Sara jadi tempat kami bersenda gurau, bertukar budaya dan pandangan satu sama lain, sesekali kami juga saling melempar candaan. Pengalaman ini membuka bagian diriku yang lain, serta menyerap pandangan baru yang aku rasa akan sesuai dengan diriku. Tentunya, setiap pandangan baru aku serap dengan batas yang telah aku tentapkan.

“Fast, Fast” ucap Khanum Zahn kepada kami. “Bintul Huda, Bintul Huda” lanjutnya. Orang Iran terkenal gesit dan cepat dalam melakukan sesuatu. Tentu saja lingkungan seperti ini membuat diriku berusaha untuk lebih gesit dan cepat dalam melakukan bamyak hal. Baru satu minggu pertama, coba hitung berapa banyak hal yang membentuk diriku yang baru.

Setelah selesai masa tinggal sementara di Mehman Sara, pelajar perempuan Indonesia diantar ke tempat tinggal baru, tepatnya di Shahid Behesty Darmitary (Sebuah asrama perempuan yang berisikan para pelajar dari seluruh penjuru dunia). Wah, sudah terbayang akan ada banyak hal baru yang aku temui. Kami para pelajar baru langsung disambut hangat oleh pelajar Indonesia yang sudah terlebih dahulu datang. Disuguhinya perut kami dengan masakan Indonesia. Padahal baru beberapa hari kami jauh dari Ibu Pertiwi tapi masakan Indonesia membuat kami merasakan aroma rindu pada tanah kelahiran. Menyatap hidangan Indonesia jadi sebuah kemerdekaan untuk lidah kami yang beberapa minggu ini mulai dijajah makanan khas Timur Tengah.

Kamar nomor 13 di asrama akan menjadi tempatku tinggal selama berpetualang di Qom-Iran. Kamarku ini bukan hanya akan jadi sekadar tempat tidur dan tempat beristirahat, tapi akan jadi ruang yang hangat dan dinding sejarah. Karena diisi bersama teman-teman mancanegara. Teman satu kamarku berasal dari Pakistan, Kamboja dan Turki. Mengetahui aku pelajar baru, pagi-pagi buta mereka menyiapkan lahapan untuk santap sarapan bersama. Aku diberi tahu bagaimana cara menggunakan ini dan itu di kamar.

Keberanian membuka pembicaraan dengan orang lainpun menjadi sebuah hal yang sangat dibutuhkan. Karena terlalu sayang rasanya, jika kesempatan belajar di luar negeri tidak aku gunakan untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Setiap orang dari berbagi negara tentu punya pengalaman yang unik dan berbeda dengan kita.

Kehidupan asrama lagi-lagi membentuk aku. Aku harus disiplin, dalam hal apapun itu. Mendisiplinkan diri dalam mengatur waktu, serta mengatur dan mengelola barang pribadi. Aku harus bisa mengatur hidupku sendir. Bahkan setiap detail dari seluruh kehidupanku. Seperti keputusan soal “Aku harus masak apa ya hari ini?”.

Selesai mengenai asrama, kehidupanku juga berada di ruang lain yaitu Madrasah. Madrasah Bintul Huda akan jadi tempatku menimba ilmu. Mengenai pertemanan di sini, jangan ditanya. Pertemanan lintas usia dan budaya. Budaya yang berbeda, tentu kami jadikan sebagai suatu hal yang indah untuk semakin mempererat pertemanan kami. Begitupun soal usia, ada banyak pelajar lain yang usianya jauh melampaui aku. Hal ini menjadi satu motivasi khusus bagi para muda-mudi untuk semakin semangat dalam belajar.

Pelajar di sini sangat beragam dari yang masih jomblo sampai yang sudah menikah. Bahkan ada juga pelajar yang sudah menyelesaikan pendidikan doktoral dan masih terus melanjutkan pendidikanya. Ada juga seorang ibu rumah tangga yang sudah mempunyai beberapa anak dan menjadi sahabat kami di kelas. Tidak heran, saat pulang dan pergi ke madrasah kami bersamaan dengan anak-anak yang ikut bersama ibunya belajar di Madrasah Bintul Huda. Malu rasanya, jika mengeluh karena lelah belajar. Karena, semangat belajar orang-orang disini tidak mengenal usia dan peran mereka di masyarakat maupun di keluarganya.

Nampaknya, mengenai pengalamanku di Qom-Iran masih banyak yang perlu aku gali, agar satu bulan pertamaku tidak hanya hanya mendapatkan sedikit pengalaman. Sampai bertemu di satu tahun pertamaku. Semoga salam hangatku dapat menghangatkan musim gugur di Iran yang cukup dingin ini.

Penulis: Dyah Nurfauziah A.

Struktur Kepengurusan Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran Masa Bakti 2023-2024

Struktur Kepengurusan Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran Masa Bakti 2023-2024

Struktur Kepengurusan Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran Masa Bakti 2023-2024

Pelindung : Duta Besar LBBP RI Tehran
Penasehat : Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Tehran
Fungsi Politik KBRI Tehran
Atase Pertahanan KBRI Tehran

Dewan Pertimbangan : Andi Mohammad Muthahhari
Nurul Khair
Dian Islamiati

Presiden : Restu Putra Perdana
Wakil Presiden : M. Thaha
Sekertaris Umum : Alwi Uraidli
Bendahara Umum : Sayyida

Kementerian Advokasi dan Sosial
Menteri : Laila Rahmah
Staf : Caesar Syfa Mahendra
Zainab Haura Uraidli
Wahyudi

Kementerian Penelitian, Pendidikan dan Budaya
Menteri : Anton Mirdawua Aludin
Staf : Ubed Abdillah Syarif
Djodi Firmansyah
Rama Balka

Kementerian Komunikasi dan Informasi
Menteri : Muhammad Ramzy Ali
Staf : Syaip Muhammad Ridha

Kementerian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Menteri : Mursyid Al Haq
Staf : Kusaeni

Kementerian Pemberdayaan Perempuan
Menteri : Diah Fatimatuzzahra
Staf : Min Khatul Maula
Zahra Nurafika
Fatimah Al-Kaff

Koordinator Wilayah Teheran : Syahrul Ramadhan
Koordinator Wilayah Gorgan : Rani Handaeni
Koordinator Wilayah Qom : Himran
Koordinator Wilayah Mashhad : Farezi Hanif

PPI Dunia bersama IPI Iran dan 64 Perhimpunan Pelajar Indonesia di seluruh Dunia membuka Open Donasi Kemanusiaan untuk Palestina

PPI Dunia bersama IPI Iran dan 64 Perhimpunan Pelajar Indonesia di seluruh Dunia membuka Open Donasi Kemanusiaan untuk Palestina

Tehran – IPI Iran turut prihatin atas tragedi penyerangan Israel yang terjadi di Tepi Barat  Palestina. Penyerangan dimulai sejak Minggu, 22 Oktober 2023. Data terakhir dari Kementrian Kesehatan gaza menyebutkan jumlah korban jiwa yang terdampak atas penyerangan ini lebih dari 10.000 orang di Gaza dan 25.000 lainnya mengalami luka-luka. Dilansir dari CNBC Indonesia, data menyebutkan setidaknya 10.022 warga gaza terbunuh, termasuk 4.104 di antaranya adalah anak-anak dan 2.641 orang wanita.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia dan 65 PPI Negara, dengan penuh rasa hormat dan simpati atas kejadian yang menimpa Palestina, senantiasa berkomitmen untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina. PPI Dunia melalui Direktorat Pengabdian Masyarakat dan bekerjasama dengan International Networking for Humanitarian menggalang donasi kemanusiaan yang akan digunakan memberikan bantuan medis mendesak dan logistik agar rakyat palestina dapat bertahan hidup.

Mekanisme penyaluran donasi Palestina yang digalang oleh PPI Dunia dan 65 PPI negara adalah sebagai berikut:

  1. Donasi dikumpulkan dalam rekening PPI Dunia.
  2. Selanjutnya, Donasi akan diserahkan ke pihak INH
  3. Donasi akan disalurkan langsung oleh perwakilan INH yang berada di Palestina

Sampai dengan saat ini, kami masih membuka donasi karena kami yakin kita bernilai bukan karena apa yang kita miliki, melainkan apa yang bisa kita berikan.

Mari salurkan donasi terbaik Anda melalui:

BNI 8668899689

a.n. Perkumpulan pelajar Indonesia Sedunia

Narahubung dan konfirmasi donasi melalui (+62 821-2140-8546) Reiza Aufa